Sejarah Kota Kelahiran
![]() |
Pulau Sumbawa |
Tidak asyik rasanya jika mempunyai media informasi/blog tanpa mencaritakan asal usul kota kelahiran. tersimpan sebuah kebanggan tersendiri, walau mungkin hanya numpang lahir sekalipun. Identitas itu perlu, karena latar belakang mencerminkan sebuah karakter. Disini saya mencoba menggali informasi tentang tanah kelahiran dan tanah leluhur saya yaitu Kabupaten Sumbawa.
SUMBAWA
Dari wikipedia
menyebutkan Kabupaten Sumbawa adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara
Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Sumbawa Besar yang lahir pada 22 Januari
1959. Kabupaten ini terletak di sebagian besar bagian barat Pulau Sumbawa. Batas-batas
wilayahnya adalah: Laut Flores dan Teluk Saleh di utara, Kabupaten Dompu di
timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Sumbawa Barat di barat.
Kabupaten Sumbawa memiliki luas wilayah 8.493 km² dengan jumlah penduduk
sekitar 413.869 jiwa.
Orang Sumbawa biasanya disebut “Tau Samawa” makna SAMAWA berasal dari kata arab, sama' yang berarti langit dan bentuk jamaknya adalah samaawaat yang berarti langit-langit (tata surya)dan jika ditafsirkan sesuai dengan khaidah tafsir qur'an maka artinya adalah langit dari langit pertama hingga langit ketujuh. Terdapat didalam sebuah catatan Van der Wolk seorang berkebangsaan Belanda yang menjabat sebagai Kepala Pemerintahan (Gezaghebber) di Sumbawa. Didalam bukunya yang berjudul “Memorie van Overgave” atau Kenang-Kenangan selama Memerintah. Sebuah buku yang menjelaskan bahwa penduduk asli Sumbawa atau disebut tau Samawa, mula- mula adalah penduduk yang berasal dan bermukim di Semenanjung Sanggar, lereng Gunung Tambora pada ketinggian kurang lebih 2.850 mdpl. Gunung Tambora (Tomboro) adalah gunung api aktif tertinggi kedua setelah Puncak Jaya (Carstensz Piramid 4884 m dpl) di Papua, yang kita tahu dimana pada 10 April 1815 letusan gunung Tambora sempat menggetarkan Dunia (BACA). Kembali didalam buku Memorie van Overgave tercatat bahwa saat itu Tau Samawa masih menganut aliran animisme yang cenderung beranggapan bahwa wilayah pegunungan memiliki kekuatan yang dapat melindungi mereka. Kemudian, kelompok penduduk yang merupakan kategori pendatang baru, adalah berasal dari Bugis- Makasar, Banjarmasin dan Jawa masuk setelahnya ke Sumbawa dan mendiami wilayah pesisir.
Sedikit informasi dari masa pra-Majapahit Suku Sumbawa yang mendiami bekas wilayah Kesultanan Sumbawa ini menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Sasak Samawa yang berpusat di Lombok, kemudian ditaklukkan oleh Majapahit dengan pusat pengaruh di Taliwang dan Seran, sedangkan masa Islam adalah masa penaklukkan Kerajaan Gowa-Sulawesi terhadap semua wilayah Sumbawa dan Selaparang-Lombok dengan pusat pemerintahan mula-mula di Lombok kemudian dipindahkan ke Sumbawa besar karena expansi militer dari kerajaan Gelgel - Bali. Setelah masuknya VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) Kesultanan Sumbawa menjadi bagian wilayah Gubernemen Selebes, dan sesuai pembagian wilayah afdeeling maka Sumbawa masuk wilayah Karesidenan Timor dengan ibukota di Sumbawa Besar.
Sejarah
Kesultanan Sumbawa
Hampir setiap daerah-daerah
di Indonesia dulu mempunyai sebuah kerajaan baik besar maupun kecil, hal ini
juga terjadi di Sumbawa Masa Kesultanan Sumbawa dimulai sejak berakhirnya
Dinasti Dewa Awan Kuning yang menganut paham Animisme. Dengan
masuknya Islam ke Sumbawa telah mempercepat dan mengkatalis terbentuknya
kesultanan Sumbawa yang dikenal dengan nama Dinasti Dewa Dalam Bawa. Sultan
yang pertama memimpin Sumbawa adalah Dewa Mas Pamayam (Mas Cini) 1648-1666. Ada
tiga “gelar induk” atau Puin Kajuluk yang digunakan sebagai
nama gelar kesultanan Sumbawa : Sultan Harun Arrasyid, Sultan Jalaluddin, dan
Sultan Kaharuddin.
Perjalanan masa kesultanan
Sumbawa telah melahirkan pemimpin yang menegakkan keadilan dan kebenaran dengan
keberanian yang ikhlas, sehingga lambang Kesultanan Sumbawa digambarkan dengan
macan putih atau sering disebut “Bendera Macan”. Bendera macan putih merupakan
lambang keberanian yang ikhlas dan suci, semangat ini telah terwarisi kepada
seluruh masyarakat Sumbawa, sehingga menjadi masyarakat yang modern, religius
dan demokratis.
Penobatan Sultan Sumbawa
ini merupakan penobatan pertama yang dilakukan sejak kesultanan Sumbawa menjadi
bagian NKRI. Penobatan ini menjadi sangat penting dan bermakna bagi seluruh
rakyat atau Tau Tana Samawa yang memegang teguh nilai-nilai
budaya Sumbawa. Penobatan Sultan Sumbawa tidak dihajatkan sebagai Negara
Berdaulat, tetapi akan menjadi pengawal / penjaga pusaka Sumbawa yaitu budaya,
adat rapang tau dan tana samawa yang religius ( Adat Barenti
Ko Syara, Syara’ Barenti Ko Kitabullah) yang bermakna bahwa adat istiadat dan
budaya Sumbawa senantiasa berpedoman kepada agama untuk kerik salamat
tau ke tana samawa (keselamatan masyarakat dan alam Sumbawa). Wilayah
kesultanan adat Sumbawa adalah kabupaten Sumbawa dan Sumbawa
Barat (Kamutar
Telu).
Dinasti Dewa Dalam Bawa
berkuasa sejak berakhirnya pemerintahan Dinasti Awan Kuning yaitu pada tahun
1623. Sultan-sultan yang pernah memimpin adalah sbb:
No.
|
Nama Sultan
|
Masa Pemerintahan
|
1.
|
Dewa Mas Pamayam
(Mas Cini) (1648-1668)
|
1648-1668
|
2.
|
Dewa Mas Goa
(Saudara dari Dewa Mas Pamayam) 168-1675.
|
1668-1675
|
3.
|
Dewa Mas Bantan
(1675-1701)
|
1675-1701
|
4.
|
Dewa Mas Madina
(Muharan Harun Arrasyid I ) 1701-1725)
|
1701-1725
|
5.
|
Dewa Mas Muhammad
Jalaluddin I (Datu Taliwang) 1725-1731
|
1725-1731
|
6.
|
Dewa Mas
Mapasusung Moh Kaharuddin I (1731-1759)
|
1731-1759
|
7.
|
I Sugi
Karaeng Bantoa (Putri Dati Seran) 1759-1761)
|
1759-1761
|
8.
|
Hasanuddin
(Alauddin) datu jereweh (1761-1763)
|
1761-1763
|
9.
|
Dewa mas Muhammad
jalaluddin II (Pangeran Anom Mangkuningrat) 1763-1766
|
1763-1766
|
10.
|
Mappacongga
Mustafa (Putra dari 8) 1776-1780
|
1766-1780
|
11.
|
Mahmud (Harun
Arrasyid) Datu Jereweh putra dari 7 (1780-1791)
|
1780-1791
|
12.
|
Safiatuddin Dg.
Masiki (Putri dari 10) 1791-1795
|
1791-1795
|
13.
|
Muhammad
Kaharuddin II (Putra dari 9) 175-1865
|
1795-1865
|
14.
|
Sultan Amrullah
(Adik L. Mesir) 1837-1883
|
1837-1883
|
15.
|
Mas Madina Raha
Dewa Jalaluddin III (karena sepuh turun tahta 1883) 1883-1931
|
1883-1931
|
16.
|
Muhammad
Kaharuddin III (Daeng Manurung Putra dari 15) 1931-1958
|
1931-1958
|
17
|
Haji DMA
Kaharuddin, SE.MBA
|
2011-Sekarang
|
Tanggal 5 April 1941, Muhammad Abdurrahman Daeng Raja Dewa Putra Sultan
Muhammad
Kaharuddin III, dinobatkan sebagai Putra Mahkota.
Bertepatan dengan tanggal kelahiran beliau Sultan Muhammad Kaharuddin IV, 5
April 2011 di nobatkan sebagai Dewa Maraja Sumbawa yang ke 17 oleh Lembaga
Musyakara Adat Tana Samawa.
WISATA DI SUMBAWA
Bercerita tentang sebuah daerah, tentu tak lepas
dari hal apa yang menarik disana? Tentu Kita bersyukur hidup di Indonesia,
negara yang makmur serta selalu menjaga warisan budayanya. Inilah beberapa daya
tarik yang ada di Sumbawa:
Pulau
Moyo
Pulau Moyo bisa dikatakan sebagai tujuan wisata
utama di Sumbawa, pulau ini merupakan sebuah pulau yang terletak di teluk Saleh
sebelah utara Sumbawa. Pulau Moyo memiliki daya tarik wisata yang cukup
lengkap, dataran pulau moyo merupakan habitat dari kawanan rusa, sapi liar,
babi hutan dan burung gosong (megapodius) yang dilindungi. Selain itu juga
terdapat air terterjun bertingkat yang indah. Sementara di pantai Moyo
menyajikan panorama pantai yang indah, serta kekayaan alam bawah air yang
mempesona, sangat cocok untuk melakukan snorkeling dan diving. Laut di sini
sangat kaya akan ikan, bahkan dari atas pun kita sudah bisa melihat ribuan ikan
yang berenag di pantai. Moyo Islan sudah terkenal akan keindahan alamnya,
bahkan Lady Diana dan Prince William dari kerajaan Belanda pernah berlibur ke
Pulau Moyo.
Saliper Ate |
Pantai Saliper Ate
Dalam bahasa lokal arti dai pantai ini adalah
pelipur hati. Jaraknya tidak jauh dari kota Sumbawa besar dan dapat dijangkau
dengan menggunakan angkutan umum.
Pantai Kencana
Berjarak sekitar 11 Km dari Kota Sumbawa Besar
merupakan pantai dengan pemandangan yang indah. Disekitar pantai sudah tersedia
fasilitas wisata berupa cottage dengan bentuk bangunan khas daerah
Sumbawa.
![]() |
Samongkat
Merupakan objek wisata alam pegunungan yang
berjarak sekitar 17 km dari kota Sumbawa Besar.
Pantai Ai Manis
Sebuah pantai pasir putih yang terletak di pulau
Moyo. Pantai ini kaya akan ikan dan terumbu karang sehingga cocok untuk
melakukan aktifitas air seperti snorkeling. Dari pantai ini anda juga bisa
menyaksikan keindahan matahari tenggelam di pulau Moyo.
Liang Petang
Masih di sekitar pulau Moyo, sebuah gua alam yang
di dalamnya terdapat batu yang mirip manusia. Di sekitar gua ini terdapat gua
lain yaitu gua kelelawar yang oleh masyarakat setempat sering disebut sebagai
Liang Bukal.
![]() |
Teluk Saleh
Teluk saleh tapat berada di depan Gunung Tambora. Pantai ini panjang dan berpasir putih, didalam airnya terdapat ribuan jenis ikan dan terumbu karang yang siap untuk dinikmati oleh wisatawan. Selain untuk pariwisata, kekayaan laut teluk saleh yang meilmpah juga dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk mencari penghidupan. Beberapa hasilnya sudah diekspor sampai ke luar negeri seperti Jepang dan Singapura.
Dalam Loka (Istana Tua)
Sebuah bangunan istana tua terbuat dari kayu
peninggalan masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III sekitar tahun
1885 M. Saat ini Dalam Loka digunakan sebagai Museum Daerah Sumbawa. Anda bisa
melihat miniatur istana kayu ini di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Dusun Pamulung
Terletak sekitar 8 km dari kota Sumbawa Besar,
dusun ini merupakan desa wisata di mana kita dapat menjumpai atraksi budaya
seperti Karaci, Balapan kerbau, Tari-tarian tradisional serta pertunjukan musik
tradisional.
Desa Tepal
Desa tradisional atau desa adat yang terletak
sekitar 37 km dari pusat kota Sumbawa Besar. Daya tarik desa ini ialah
masyarakatnya yang masih memegang teguh tradisi termasuk cara berpakaian dan
bentuk rumah yang unik.
Pulau Bungin
Sering disebut sebagai pulau terpadat di dunia.
Konon pulau dengan luas sekitar 6 hektar ini dihuni oleh 3.000 orang, 4.000
ekor kambing dan 1.000 ekor ayam. Pulau ini terbuat dari baru karang sehingga
jarang sekali ditemukan rumput, hal ini menjadikan kambing-kambing yang hidup
di sini bisa memakan apa saja termasuk kertas, sampah plastik bahkan jemuran
penduduk. Unik bukan?
![]() |
Dusun Talwa
Dusun ini terkeal sebagai tempatnya pandai besi
/Black Smith. Dalam membuat peralatan besi seperti pisau, parang dan lain-lain
mereka masih menggunakan teknik-teknik tradisional yang sudah turun temurun
dari nenek moyang mereka.
Pantai Sili dan Maci
Kedua pantai ini adalah surganya bagi peselancar.
Setiap tahun di pantai ini diadakan perlombaan selancar tingkat dunia.
Ai Loang
Pantai Ai Loang yang disebut juga Tanjung Lamona
merupakan salah satu obyek wisata yang ada di kabupaten sumbawa, berada tepat
di Dusun Labu Sawo Desa Penyaring Kecamatan Moyo Utara. Tanjung Lamona mulai
dibangun sejak awal tahun 2010 oleh PT Ladang Arta Buana dan diresmikan pada
tanggal 17 Mei 2011. Pantai tanjung lamona dibangun satu paket dengan
perhotelan dan perkebunan jeruk. Hotel yang kini dinamakan dengan Samawa
Transit Hotel merupakan hotel yang tergolong elit dengan perkebunan yang
dipenuhi oleh tanaman agribisnis, menjadikan pemandangan yang indah. kebetulan
penulis pernah berkunjung disana,hehehe
Agro Tamase ( Lembah Tamase )
Adalah Objek wisata baru yang terdapat di
Pulau Sumbawa tepatnya di kec. Buer desa Jurumapin, terletak diatas
ketinggian ±500 meter dari permukaan laut. Agro Tamase merupakan objek wisata
yang memanjakan wisatawan, Kita dapat merasakan kesejukkan daerah pegunungan
serta ditunjang dengan kaca mata alam yang menarik diantaranya laut Gili
Belo atau laut panjang dan di arah selatan terdapat tangga seribu dimana
pengunjung sekedar berjalan-jalan melintasi tangga seribu untuk melihat lembah
Tamase yang bisa membawa imajinasi kita bahwasanya manusia dan alam begitu
dekat. Rekomendasi dari penulis, objek wisata satu ini wajib di datangi.
"Sebuah berlian atau emas jika dilihat dari tiap sudut memiliki keindahan yang berbeda baik dalam tiap lekukannya atau pancarannya begitu juga dengan Sumbawa,meski menjadi bagian terkecil dari bumi Nusantara ia akan slalu bersinar".
Sebuah kebanggaan terlahir di sebuah daerah yang Indah, serta memiliki sejarah yang panjang. Mungkin sejarah tidak dapat terulang tetapi sejarah telah meninggalkan jejak yaitu budaya yang sampai saat ini masih lekat. Kini bagaimana Kami bisa menjaga warisan para leluhur Kami.
Salam, Sabalong Samalewa
Comments
Post a Comment