Ciuman Pertamaku
Di pagi buta ku terbangun sambil memanaskan air untuk menikmati kopi. Sambil menunggu waktu yang terus berjalan ku nyalakanlah komputer tua yang dulu sempat menjadi tempat dewa game pada tahun 2007-2009. Tak lama kemudian aku mencoba berselancar di dunia maya, yang katanya merupakan dunia tanpa malu,karena semuanya ada disitu. Dunia maya ini bagaikan dunia transparan tak berwujud namun mempunyai bukti, yah seperti itulah aku menggambarkannya. Ku buka halaman facebookku yang sudah lama aku tinggalkan namun kembali lagi karena lewat media sosial ini aku bisa berbagi dan mengetahui kabar keluarga,sahabat maupun rekan kerja dulu. Tak lama, halaman demi halaman aku membukanya. Ada sosok nama lama yang Aku kenal, jelas semua masih tersimpan didalam memoriku. Namamu itu merupakan perwujudan kisah cinta kasih lelaki terhadap wanitanya “cassanova” itu kamu, sosok wanita yang tak terlupa dibenak ini meski waktu dan jarak sudah tidak mempertemukan kita lagi dari awal Kita bertemu (antara tahun 1995) sampai saat ini.
Dalam imajiku adakah sosok seperti ini di daerahku? Parasmu laksana mentari pagi yang memberikan cahaya di pagi butaku ini, dulu aku hanya berfikir bahwa orang di daerahku itu hanya sosok image parsial yang sering ku jumpai. Setalah jatuh hati melihat fotomu barulah otakku mengingat bahwa Kamu adalah sosok perempuan yang dulu aku jumpai saat kecil.
Masa kecil kita memang singkat bahkan kalau di ukur dengan saat ini dia tidak lebih dari satu detik, Aku dan kamu hanya sekali bertemu. Saat Tantemu datang ke rumahku untuk bertemu dengan Ibuku, mereka adalah rekan satu kantor dulu, saat ini waktu menjadi musuh karena waktu itu sudah menjelang malam perkenalan dan memori Kita menjadi singkat. Namun kenangan yang tak terlupakan terjadi sebelum saat perpisahan itu, dimana Aku keluar rumah menuju kios di depan jalan untuk membeli coklat kemudian memberimu sebagai tanda perkenalan. Kemudian mereka yang melihat tersenyum dan menyuruh Kita untuk saling memberikan ciuman di pipi dua kali.
Itu merupakan kecupan pertamaku kepada seorang gadis, seorang gadis yang tak pernah lepas dari memori masa kecilku meski Kita hanya bertemu sekali dan Kini Kita tak pernah bertemu. Setelah kejadian itu, aku merasa bahwa aku mempunyai teman bermain yang beda dan indah. Masa SD dimana masa itu aku hanya mengingat namamu, daerah tempat tinggal dan sekolah bhayangkara tempatmu bersekolah.
Kini Aku hanya bisa tersenyum mengingat kenangan singkat itu, Kini kembali ke halaman facebook kemudian aku pun menambahkan kamu sebagai teman,ternyata mutual friend dari teman-temanku sudah banyak yang berteman dengan kamu. Namun satu yang tak mereka dapatkan, yaitu kecupan darimu...
“Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta. Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu novel tentang manusia. Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan.
Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya. Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.
Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang dan rintihan manis nan lirih.
Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.
Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.
Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan”.
: Khalil Gibran : Ciuman Pertama
Dalam imajiku adakah sosok seperti ini di daerahku? Parasmu laksana mentari pagi yang memberikan cahaya di pagi butaku ini, dulu aku hanya berfikir bahwa orang di daerahku itu hanya sosok image parsial yang sering ku jumpai. Setalah jatuh hati melihat fotomu barulah otakku mengingat bahwa Kamu adalah sosok perempuan yang dulu aku jumpai saat kecil.
Masa kecil kita memang singkat bahkan kalau di ukur dengan saat ini dia tidak lebih dari satu detik, Aku dan kamu hanya sekali bertemu. Saat Tantemu datang ke rumahku untuk bertemu dengan Ibuku, mereka adalah rekan satu kantor dulu, saat ini waktu menjadi musuh karena waktu itu sudah menjelang malam perkenalan dan memori Kita menjadi singkat. Namun kenangan yang tak terlupakan terjadi sebelum saat perpisahan itu, dimana Aku keluar rumah menuju kios di depan jalan untuk membeli coklat kemudian memberimu sebagai tanda perkenalan. Kemudian mereka yang melihat tersenyum dan menyuruh Kita untuk saling memberikan ciuman di pipi dua kali.
Itu merupakan kecupan pertamaku kepada seorang gadis, seorang gadis yang tak pernah lepas dari memori masa kecilku meski Kita hanya bertemu sekali dan Kini Kita tak pernah bertemu. Setelah kejadian itu, aku merasa bahwa aku mempunyai teman bermain yang beda dan indah. Masa SD dimana masa itu aku hanya mengingat namamu, daerah tempat tinggal dan sekolah bhayangkara tempatmu bersekolah.
Kini Aku hanya bisa tersenyum mengingat kenangan singkat itu, Kini kembali ke halaman facebook kemudian aku pun menambahkan kamu sebagai teman,ternyata mutual friend dari teman-temanku sudah banyak yang berteman dengan kamu. Namun satu yang tak mereka dapatkan, yaitu kecupan darimu...
“Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta. Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu novel tentang manusia. Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan.
Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya. Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.
Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang dan rintihan manis nan lirih.
Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang dan matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.
Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.
Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan”.
: Khalil Gibran : Ciuman Pertama
mksh gan info'x sangat bermanfaat sekali..
ReplyDeletesukses terus buat blog'x...